Tips Menulis Artikel “OPINI” di Media Cetak KOMPAS

by faris on 11/11/2018

11 November 2018

Telah lama saya mau menulis tentang tips menulis artikel opini di media massa cetak khususnya koran cetak Kompas, namun baru kali ini saya sempat menulisnya. Setelah sekian kali saya menulis artikel opini di koran Kompas, akhirnya artikel saya “Petjah Telor” juga.  Artikel opini berjudul “Konstruksi Realitas Media Massa” yang terbit di harian Kompas pada 20 September 2018  merupakan tulisan pertama saya yang dipublikasikan media massa nasional ( link artikel : https://kompas.id/baca/opini/2018/09/20/konstruksi-realitas-media-sosial/ ).

Saya pun awalnya tidak mengetahui jika artikel ini naik di koran Kompas, karena niat awal saya “nothing to lose” ketika menulis artikel tersebut, mau naik ya alhamdulillah, mau ditolak juga rapopo. Namun akhirnya saya tahu artikel tersebut dipublikasikan di Kompas, setelah pegawai perpustakaan Universitas Paramadina, kampus tempat saya mengajar menceritakan bahwa ada mahasiswa yang memberitahukan kepada beliau bahwa artikel saya dimuat di harian Kompas (* terimakasih ya dek mahasiswa).

Rubrik Opini (halaman 6-7) di koran cetak Kompas dapat dikatakan sebagai halaman yang sakral dan bergengsi *widih.  Sakral karena bagian ini dikhususkan sebagai ruang publik artinya di sinilah pembaca dan masyarakat dapat berpendapat, bertukar pikiran, beropini dan berbagi wacana intelektual mengenai situasi dan kondisi yang terjadi di masyarakat. Sementara bergengsi karena rubrik opini merupakan ajang aktualisasi diri dan intellectual exercise bagi pengambil kebijakan (decision makers) di pemerintahan dan korporasi,akademisi,peneliti,mahasiswa/pelajar,LSM, hingga masyarakat. Anda bisa melihat berbagai lapisan masyarakat mulai dari pelajar hingga professor dan pegawai dari tingkat staf hingga menteri saling berbagi pemikiran dan pengalaman di rubrik ini.

Berikut ini beberapa tips dan strategi dari saya saat menulis artikel “Konstruksi Realitas Media Massa” hingga akhirnya tulisan ini dimuat di Koran Kompas, di antaranya ;

Tulislah topik yang dekat dengan kehidupan anda

Berhubung saya adalah peneliti di bidang ilmu komunikasi jadinya ya saya menulis artikel yang berhubungan dengan ilmu tersebut. Pada artikel  “Konstruksi Realitas Media Massa”, saya menguraikan kekuatan dan dampak dari media sosial yang orang-orang pada umumnya kurang menyadari padahal dampak tersebut secara jelas dirasakan. Kajian media sosial jelas merupakan salah satu bidang yang dikaji atau diteliti dalam ilmu komunikasi. Artikel yang saya tulis itu pun merupakan pengalaman dan apa yang saya rasakan terhadap dampak dari media sosial. Jadi jika kita sendiri yang merasakan ibaratnya ya kita sudah menulis dengan “hati” *ceilah. Nah coba anda cari topik yang tidak mengada-ngada namun anda sendiri yang merasakan dan mengalami wacana yang anda tulis tersebut.

Gaya bahasa yang menarik

Tidak semua pembaca rubrik OPINI merupakan akademisi atau kaum intelektual. Rubrik Opini Kompas merupakan ruang publik dimana setiap orang dari berbagai kalangan dan lapisan berhak membaca dan beropini. Oleh karena itu buatlah tulisan dengan gaya bahasa yang dapat dipahami oleh orang awam sekalipun. Pada artikel yang saya tulis, saya kerap mengutip data-data dan sumber ilmiah, namun tetap penjelasannya saya buat sesederhana mungkin sehingga mudah dimengerti dan dipahami.

Contoh,  contoh, contoh

Sertakan contoh-contoh nyata yang dapat mengilustrasikan kasus atau pendapat yang anda utarakan. Hal ini penting agar opini yang anda tulis terasa dekat dengan pembaca. Selain itu, contoh juga membuat tulisan anda menjadi lebih dinamis dan bervariasi. Contoh dapat berupa pengalaman anda sendiri, atau berupa hasil riset dan wacana di media massa lainnya.

Aktual vs Timeless

Dua hal  ini merupakan dua strategi yang berbeda namun kedua dapat digunakan. Ada penulis yang mengatakan bahwa menulis artikel Opini di Kompas haruslah yang sifatnya aktual, artinya berupa tanggapan terhadap kejadian atau fenomena di masyarakat yang baru saja terjadi. Namun, saya lebih memilih strategi menulis yang kedua yakni “Timeless article”, artinya bahwa tulisan yang kita buat tidak akan kadaluarsa dan dapat dipublikasikan kapan saja. Timeless article disini bahwa tulisan yang kita buat tidak harus berupa tanggapan terhadap peristiwa yang sedang “hits” di masyarakat namun lebih berupa penjelasan fenomena atau peristiwa yang sifatnya lebih umum. Saya rasa strategi yang kedua membuat penulis terasa lebih fleksibel dan tidak terkesan terburu-buru untuk meng-submit artikelnya ke surel redaksi karena takut opini pada artikel tersebut sudah out of date, basi atau kadaluarsa.

Taati panduan dan tata penulisan dari tim redaksi Kompas.

Poin pada bagian ini tidak kalah penting dengan tips tips sebelumnya. Ya karena kita berharap agar Kompas memuat artikel Opini yang kita tulis maka sudah sepatutnya kita menulis berdasarkan panduan dan tata penulisan yang disarankan oleh tim redaksi Kompas. Berikut ini adalah panduan penulisan artikel Opini yang saya sadur dari hasil korespondensi saya dengan redaksi Kompas ;

C A T A T A N :

Kriteria umum untuk ARTIKEL Kompas :

  1. Asli, bukan plagiasi, bukan saduran, bukan terjemahan, bukan sekadar kompilasi, bukan rangkuman pendapat/buku orang lain .
  2. Belum pernah dimuat di media atau penerbitan lain termasuk Blog, dan juga tidak dikirim bersamaan ke media atau penerbitan lain.
  3. Topik yang diuraikan atau dibahas adalah sesuatu yang aktual, relevan, dan menjadi persoalan dalam masyarakat.
  4. Substansi yang dibahas menyangkut kepentingan umum, bukan kepentingan komunitas tertentu, karena Kompas adalah media umum dan bukan majalah vak atau jurnal dari disiplin tertentu.
  5. Artikel mengandung hal baru yang belum pernah dikemukakan penulis lain, baik informasinya, pandangan, pencerahan, pendekatan, saran, maupun solusinya.
  6. Uraiannya bisa membuka pemahaman atau pemaknaan baru maupun inspirasi atas suatu masalah atau fenomena.
  7. Penyajian tidak berkepanjangan, dan menggunakan bahasa populer/luwes yang mudah ditangkap oleh pembaca yang awam sekalipun. Panjang tulisan 3,5 halaman kuarto spasi ganda atau 700 kata atau 5000 karakter (dengan spasi) ditulis dengan program Words.
  8. Artikel tidak boleh ditulis berdua atau lebih.
  9. Menyertakan data diri/daftar riwayat hidup singkat (termasuk nomor telepon / HP), nama Bank dan nomor rekening (abaikan bila sudah pernah kirim).
  10. Alamat email opini@kompas.co.id

Menulis Menulis Menulis

Terakhir jangan kapok jika tulisan anda dikembalikan *bahasa halus ditolak 🙂 oleh redaksi Kompas.  Saya pun sering mengalami pengembalian artikel oleh redaksi Kompas, bahkan sebelum artikel pertama saya “Konstruksi Realitas Media Massa” diterima dan berhasil dimuat. Tetaplah terus menulis, jangan putus asa, karena asa itu abadi, dan hanya menunggu diri kita saja, apakah mau menjemput asa itu atau tidak.

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” ~ Pramoedya Ananta Toer

 

There are 7 comments in this article:

  1. 12/2/2018waleed says:

    Makasih infony

  2. 09/27/2020ainun says:

    terimakasih tipsnya

  3. 11/17/2020M.Kalih Supriyatmo says:

    Terima kasih atas infonya,yang mendorong saya untuk menjadi penulis yang profesional.

  4. 02/22/2021Juliastuti says:

    Trimakasih atas pencerahannya pak barakallah ilmunya

  5. 06/3/2021Eddy Effen (ex chemistry teacher @DW) says:

    Mantap tulisannya Pak Fabu…Growing yourself and then growing others.

  6. 09/20/2021Pujo Cahyono says:

    Trimakasih tips nya

  7. 10/4/2021Patta Hindi Asis says:

    terima kasih tip2nya mas

Write a comment: